Sabtu, 08 November 2014

AJARAN HASTA BRATA DALAM PERSPEKTIF BIROKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT HETEROGEN.




DWI LULUK HATMOKO
Dinamika permasalahan di masyarakat sekarang ini sangatlah pelik,kurangnya SDM merupakan hambatan yang paling mendasar bagi kebanyakan orang terutama pada desa yang masih dalam tahap berkembang kesiapan untuk menerima perbedaan selalu menjadi pemicu kerusuhan.tidak pelik jika dalam kenyataan di lapangan masyarakat sangatlah mudah terprovokasi,masa pemilihan kepala desa adalah contoh kecil dimana perangkat desa harus berperan aktif untuk selalu bertindak sesuai aturan,profesional dan menjaga netralitas dalam menyikapi gejolak di tengah-tengah masyarakat. kita harus menyadari pentingnya sikap toleransi persis apa yang ada dalam ajaran cerita pewayangan yakni tokoh begawan kesewasidhi kepada arjuna tentang hasta brata terkadang kita merasa kikuk dalam menjalankan tugas karena faktor masyarakat yang heterogen,perangkat desa yang kurang siap dalam menyikapi permasalahan di wilayahnya seperti kehilangan ruh sebagai pengayom dan pelindung masyarakat ia akan selalu berputar-putar dan berkutat pada tempat yang sama tanpa ada kepastian solusi dalam permasalahan yang di bebankan kepadanya .lain halnya jika seorang perangkat desa tiada hentinya mengasah ketrampilan dan kecakapannya menjalankan tugas dan kewajibannya untuk mengedepankan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang selalu tanggap sigap mengatasi permasalahan di wilayahnya dengan kiblat aturan sesuai prosedur tentunya. nah pertanyaannya sekarang mampukah kita atau sadarkah kita untuk selalu belajar mengasah kemampuan sebagai pengayom masyarakat agar ruh sebagai abdi negara benar-benar menyatu pada diri seorang pamong. hasta brata merupakan 8 pilar kepemimipinan yang sangat relevan jika kita mau menjalankannya dalam kehidupan kita sehari-hari. saya selalu ingat betul nasehat ibu sriningsih yang sekaligus adalah ibu saya yaitu tentang ajaran hasta brata dari kecil saya dan kakak saya selalu di dongengkan tentang tokoh-tokoh pewayangan oleh ibu ternyata efektif bagi kehidupan saya setidaknya dengan dongeng-dongeng itu terdapat pesan moral yang bisa mendidik dan membangun jiwa kesederhanaan dan kejujuran mulai dini,walaupun ibu saya cuma seorang janda penjual gorengan di sebuah pasar kecil tapi saya bangga kepada beliau dari rupiah demi rupiah beliau tabung untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang lebih tinggi hingga akhirnya kami bisa menjadi orang semua,berikut adalah makna dari hasta brata tersebut yang selama ini sangat saya keramatkan untuk modal saya di kehidupan mendatang :

Adapun 8 (delapan) hal yang merupakan Hasta brata adalah meniru watak dari alam di sekitar kita, yaitu:

1. Pratiwi yang berarti bumi. Bumi mempunyai watak kuat sentosa, segala sesuatu mampu  diangkatnya   dengan gagah perkasa, baik itu manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan semua berpijak di atas bumi dan bumi pun tidak pernah mengeluh atas beban itu.

2. Surya yang berarti matahari. Matahari mempunyai watak menerangi merata di seluruh jagat tanpa kecuali, sinar matahari bersifat memberikan kehidupan pada seluruh makhluk.

3. Candra yang berarti rembulan. Rembulan mempunyai watak memberikan penerangan di kala malam hari atau pada saat gelap maka sifat rembulan memberikan penerangan kepada siapa saja yang sedang mengalami kegelapan. 

4. Samirana yang berari angin atau udara. Udara mempunyai watak lembut dan dapat merata ke seluruh alam, baik itu yang keliatan maupun yang tidak. Terbukti di gua-gua yang dalam, berliku dan gelap sekalipun masih terdapat udara bahkan di dalam air sekalipun juga terdapat udara. 

5. Jaladri yang berarti lautan atau samudera. Samudera mempunyai watak yang luas sehingga mampu menampung apa saja baik itu hal-hal yang baik maupun buruk, segala sampah masuk ke laut, bahkan bangkai anjing sekalipun juga masuk ke laut. Namun laut tidak pernah mengeluarkan bau yang tidak sedap.

6. Tirta yang berarti air. Air mempunyai watak memberikan kehidupan kepada makhluk hidup baik manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan semua membutuhkan air demi kelangsungan hidupnya.

7. Kartika yang berarti bintang. Bintang mempunyai watak memberikan keindahan pada alam semesta. Kelip-kelip bintang di malam hari memberikan rasa nyaman tenteram bagi siapa saja yang melihatnya. 

8. Dahana yang berarti api. Api mempunyai watak mampu menghanguskan apa saja tanpa pandang bulu. Maka sifat api ini diambil sebagai contoh untuk seorang raja harus mampu menghukum siapa saja yang salah, tidak pandang bulu apakah itu sanak atau keluarga, apabila bertindak salah harus dihukum demi tegaknya keadilan.